PAKAIAN PASKIBRAKA
Diposting oleh
Rully wydia
on Selasa, 09 Desember 2014
/
Comments: (0)
1. Pakaian Dinas PDU Paskibraka;
Standard Upacara, Bahan Menggunakan merk Laricci Warna Putih
Berikut saya lampirkan hasil scan katalognya:
2. Sarung Tangan Paskibraka
Menggunakan Bahan Cotton, Kain Rajut ukuran Panjang
3. Peci Paskibraka
Menggunakan Bahan Blacu warna hitam
4. Syal Saten Paskibraka
Menggunakan bahan saten berwarna merah
5. Lencana Garuda
Menggunakan bahan dari kuningan/tembaga berwarna Kuning Emas
6. Sabuk Paskibraka
Menggunakan sabuk standar ABRI dengan lambing Paskibraka
7. Kendit Merah saten Paskibraka
Menggunakan bahan saten dengan panjang 140cm x 5 cm warna dasar Merah Standard Upacara
8. Lambang Pangkat Paskibraka
Warna dasar Hijau dengan border komputer
9. Logo Paskibraka
Menggunakan warna dasar hitam dengan border kualitas Komputer
10. Sepatu PDU Putra
Menggunakan bahan kulit, bertali, warna hitam standard ABRI
11. Sepatu PDU Putri
Menggunakan Bahan dari kulit warna hitam standard Nasional
12. Kaos kaki PDU Paskibraka
Menggunakan bahan cotton, ukuran panjang berwarna putih
13. Merah Putih Garuda (MPG) timbul Paskibraka
Standard Upacara
14. Sepatu Latihan Paskibraka
Menggunakan Bahan semi kulit, bertali alas sepatu karet
15. Topi Latihan Paskibraka
Menggunakan Bahan Drill berwarna biru, logo dan tulisan border komputer
16. Topi Pelatihan Paskibraka
Topi jepang panjang menggunakan bahan Drill warna hijau logo dan tulisan menggunakan border komputer
17. Training Latihan paskibraka
Menggunakan bahan cotton 20S lengan panjang berkerah bahan celana menggunakan bahan lotto polyester celana panjang bertali logo dan tulisan menggunakan border computer.
18. Handuk Latihan Paskibraka
Logo dan tulisan di border computer
19. Celana dan Rok Latihan Paskibraka
Menggunakan bahan semi sutera warna coklat pramuka untuk pria celana panjang untuk wanita memakai rok
20. Baju Batik Peserta, Pelatih/Pembina dan Panitia
Bahan Semi sultra, Corak Khas Kaltim, WarnaDasar hijau, Putra Lengan dan Celana Panjang, Putri Lengan dan rok Panjang
21. Training Pelatih/Pembina dan Panitia
bahan Semi Sultra, Lengan Panjang, berkerah, Warna Orange, Logo dan Tulisan Bordir Komputer
22. Topi Pelatih/Pembina Paskibraka
Bahan laken, Warna Orange, Logo dan tulisan Bordir Komputer
23. Topi Rimba Pelatih
Bahan drill, Warna hitam, Logo dan Tulisan Bordir Komputer
24. Sepatu Pengawal Kelompok 8
Laras tinggi, Warna Putih, Bentuk Sepatu Kelinci, bahan Kulit, Standard ABRI
25. Helm Pengawal Kelompok 8
Standard Upacara
26. Training Pengawal 8 dan Gabungan 45
bahan Semi Sultra, Lengan Panjang, berkerah, Warna biru, Logo dan Tulisan Bordir Komputer.
27. Pakaian PDU Pengawal Kelompok 8
Standard Upacara, Bahan Laricci
28. Sepatu Latihan Pelatih Paskibraka
bahan semi Kulit, Bertali alas sepatu karet
29. Kaos dan Celana Olahraga
Bahan polo shirt cotton, Tulisan dan logo Bordir Komputer, Kaos lengan Pendek, berkerah, celana panjang terusan, karet
Standard Upacara, Bahan Menggunakan merk Laricci Warna Putih
Berikut saya lampirkan hasil scan katalognya:
2. Sarung Tangan Paskibraka
Menggunakan Bahan Cotton, Kain Rajut ukuran Panjang
3. Peci Paskibraka
Menggunakan Bahan Blacu warna hitam
4. Syal Saten Paskibraka
Menggunakan bahan saten berwarna merah
5. Lencana Garuda
Menggunakan bahan dari kuningan/tembaga berwarna Kuning Emas
6. Sabuk Paskibraka
Menggunakan sabuk standar ABRI dengan lambing Paskibraka
7. Kendit Merah saten Paskibraka
Menggunakan bahan saten dengan panjang 140cm x 5 cm warna dasar Merah Standard Upacara
8. Lambang Pangkat Paskibraka
Warna dasar Hijau dengan border komputer
9. Logo Paskibraka
Menggunakan warna dasar hitam dengan border kualitas Komputer
10. Sepatu PDU Putra
Menggunakan bahan kulit, bertali, warna hitam standard ABRI
11. Sepatu PDU Putri
Menggunakan Bahan dari kulit warna hitam standard Nasional
12. Kaos kaki PDU Paskibraka
Menggunakan bahan cotton, ukuran panjang berwarna putih
13. Merah Putih Garuda (MPG) timbul Paskibraka
Standard Upacara
14. Sepatu Latihan Paskibraka
Menggunakan Bahan semi kulit, bertali alas sepatu karet
15. Topi Latihan Paskibraka
Menggunakan Bahan Drill berwarna biru, logo dan tulisan border komputer
16. Topi Pelatihan Paskibraka
Topi jepang panjang menggunakan bahan Drill warna hijau logo dan tulisan menggunakan border komputer
17. Training Latihan paskibraka
Menggunakan bahan cotton 20S lengan panjang berkerah bahan celana menggunakan bahan lotto polyester celana panjang bertali logo dan tulisan menggunakan border computer.
18. Handuk Latihan Paskibraka
Logo dan tulisan di border computer
19. Celana dan Rok Latihan Paskibraka
Menggunakan bahan semi sutera warna coklat pramuka untuk pria celana panjang untuk wanita memakai rok
20. Baju Batik Peserta, Pelatih/Pembina dan Panitia
Bahan Semi sultra, Corak Khas Kaltim, WarnaDasar hijau, Putra Lengan dan Celana Panjang, Putri Lengan dan rok Panjang
21. Training Pelatih/Pembina dan Panitia
bahan Semi Sultra, Lengan Panjang, berkerah, Warna Orange, Logo dan Tulisan Bordir Komputer
22. Topi Pelatih/Pembina Paskibraka
Bahan laken, Warna Orange, Logo dan tulisan Bordir Komputer
23. Topi Rimba Pelatih
Bahan drill, Warna hitam, Logo dan Tulisan Bordir Komputer
24. Sepatu Pengawal Kelompok 8
Laras tinggi, Warna Putih, Bentuk Sepatu Kelinci, bahan Kulit, Standard ABRI
25. Helm Pengawal Kelompok 8
Standard Upacara
26. Training Pengawal 8 dan Gabungan 45
bahan Semi Sultra, Lengan Panjang, berkerah, Warna biru, Logo dan Tulisan Bordir Komputer.
27. Pakaian PDU Pengawal Kelompok 8
Standard Upacara, Bahan Laricci
28. Sepatu Latihan Pelatih Paskibraka
bahan semi Kulit, Bertali alas sepatu karet
29. Kaos dan Celana Olahraga
Bahan polo shirt cotton, Tulisan dan logo Bordir Komputer, Kaos lengan Pendek, berkerah, celana panjang terusan, karet
www.uniform.co.id/.../Pakaian-Dinas-PDU-Paskibraka
SYARAT SENIOR BOLEH MENGAMBIL ALIH BARISAN
Diposting oleh
Rully wydia
/
Comments: (0)
Syarat – syarat senior
diperbolehkan mengambil alih :
Memakai
pakaian rapi dan sopan.
Pakaian
menyesuaikan tempat : Jika saat olah raga memakai pakaian olah
ragaJika saat PBB memakai pakaian PBB yang
semestinya (kemeja atau Polo
T-shirt dengan jeans,gesper dan MPG,serta
sepatu).
Tidak
boleh berkumis,berjenggot.rambut rapi
Memakai
MPG.
Memakai
sepatu.
Baju
dimasukan.
Cara-cara
atau sikap melatih :
Jika
sedang mengambil aba- abah atau alih sikap harus sikap sempurna.
Berbicara
dengan suara yang lantang dan jelas.
Tidak
terpaku di satu tempat berdiri saja,jika diperlukan bergerak atau
berpindah-pindah tempat lakukan seperlunya.
Matanya
harus tajam,melihat gerak-gerik junior saat didalam barisan(dengan tujuan untuk
membuat adik-adiknya sempurna).
Jika
memberi hukuman kepada junior harus sesuai dengan kesalahan yang dilakukan mulai
dari hal sepele sampai hal terberat mulai dari “ sikap
turun,bending,push-up,sith-up,kepal,nganyam,tobat,jungkir,guling.untuk
push-up sith-up max 50 kali dalam sekali
perintah.
Jadi
senior harus pintar dalam setiap tindakan,perintah,atau dalam mengambil hukuman
harus mengetahui maksud,tujuan,dan fungsinya.
Jika
ingin menegur senior tidak boleh kelihatan dengan junior(tidak boleh didepan
junior).
SEJARAH MONUMEN NASIONAL
Diposting oleh
Rully wydia
on Sabtu, 06 Desember 2014
/
Comments: (0)
HY Guyss,, kita PASKIBRAKA khususnya Paskibraka Dki Jakarta bukan cuman diajarkan tentang sikap sempurna yang benar maupun cara baris berbaris.Tapi kita juga diberitahu tentang sejarah - sejarah jakarta,sejarah indonesia,motivasi untuk masa depan dan banyak lagi.
Pada kesempatan kali ini saya akan memberi info tentang MONUMEN NASIONAL ( Monas),semoga bermanfaat ya....
Pada kesempatan kali ini saya akan memberi info tentang MONUMEN NASIONAL ( Monas),semoga bermanfaat ya....
SEJARAH MONUMEN NASIONAL
Monumen Nasional atau yang populer disingkat dengan Monas atau Tugu Monas
adalah monumen peringatan setinggi 132 meter (433 kaki) yang didirikan untuk
mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia
untuk merebut kemerdekaan dari pemerintahan kolonial Hindia Belanda.
Pembangunan monumen ini dimulai pada tanggal 17 Agustus
1961 di bawah perintah
presiden Sukarno,
dan dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli
1975. Tugu ini dimahkotai
lidah api yang dilapisi lembaran emas
yang melambangkan semangat perjuangan yang menyala-nyala. Monumen Nasional
terletak tepat di tengah Lapangan Medan Merdeka,
Jakarta Pusat.
Monumen dan museum ini dibuka setiap hari mulai pukul 08.00 - 15.00 WIB. Pada
hari Senin pekan terakhir setiap bulannya ditutup untuk umum.
Sejarah
Setelah pusat
pemerintahan Republik Indonesia kembali ke Jakarta setelah sebelumnya
berkedudukan di Yogyakarta pada tahun 1950 menyusul pengakuan kedaulatan
Republik Indonesia oleh pemerintah Belanda pada tahun 1949, Presiden Sukarno
mulai memikirkan pembangunan sebuah monumen nasional yang setara dengan Menara
Eiffel di lapangan tepat di depan Istana Merdeka. Pembangunan tugu Monas
bertujuan mengenang dan melestarikan perjuangan bangsa Indonesia pada masa
revolusi kemerdekaan 1945, agar terus membangkitkan inspirasi dan semangat
patriotisme generasi saat ini dan mendatang.
Pada tanggal 17 Agustus
1954 sebuah komite
nasional dibentuk dan sayembara perancangan monumen nasional digelar pada tahun
1955. Terdapat 51 karya
yang masuk, akan tetapi hanya satu karya yang dibuat oleh Frederich Silaban
yang memenuhi kriteria yang ditentukan komite, antara lain menggambarkan
karakter bangsa Indonesia dan dapat bertahan selama berabad-abad. Sayembara
kedua digelar pada tahun 1960
tapi sekali lagi tak satupun dari 136 peserta yang memenuhi kriteria. Ketua
juri kemudian meminta Silaban untuk menunjukkan rancangannya kepada Sukarno.
Akan tetapi Sukarno kurang menyukai rancangan itu dan ia menginginkan monumen
itu berbentuk lingga dan yoni. Silaban kemudian
diminta merancang monumen dengan tema seperti itu, akan tetapi rancangan yang
diajukan Silaban terlalu luar biasa sehingga biayanya sangat besar dan tidak
mampu ditanggung oleh anggaran negara, terlebih kondisi ekonomi saat itu cukup
buruk. Silaban menolak merancang bangunan yang lebih kecil, dan menyarankan
pembangunan ditunda hingga ekonomi Indonesia membaik. Sukarno kemudian meminta
arsitek R.M. Soedarsono untuk melanjutkan rancangan itu. Soedarsono memasukkan
angka 17, 8 dan 45, melambangkan 17 Agustus
1945 memulai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, ke dalam
rancangan monumen itu. Tugu Peringatan Nasional ini kemudian dibangun di areal
seluas 80 hektar. Tugu ini diarsiteki oleh Friedrich Silaban dan R. M.
Soedarsono, mulai dibangun 17 Agustus 1961.
Pembangunan
Pembangunan
terdiri atas tiga tahap. Tahap pertama, kurun 1961/1962 - 1964/1965 dimulai dengan
dimulainya secara resmi pembangunan pada tanggal 17 Agustus
1961 dengan Sukarno secara
seremonial menancapkan pasak beton pertama. Total 284 pasak beton digunakan
sebagai fondasi bangunan. Sebanyak 360 pasak bumi ditanamkan untuk fondasi
museum sejarah nasional. Keseluruhan pemancangan fondasi rampung pada bulan Maret 1962. Dinding museum di
dasar bangunan selesai pada bulan Oktober. Pembangunan obelisk kemudian dimulai dan akhirnya
rampung pada bulan Agustus 1963.
Pembangunan tahap kedua berlangsung pada kurun 1966 hingga 1968 akibat terjadinya Gerakan 30 September 1965 (G-30-S/PKI) dan upaya kudeta, tahap ini sempat
tertunda. Tahap akhir berlangsung pada tahun 1969-1976 dengan menambahkan diorama
pada museum sejarah. Meskipun pembangunan telah rampung, masalah masih saja
terjadi, antara lain kebocoran air yang menggenangi museum. Monumen secara
resmi dibuka untuk umum dan diresmikan pada tanggal 12 Juli
1975 oleh Presiden Republik Indonesia Soeharto.[4][5]
Lokasi pembangunan monumen ini dikenal dengan nama Medan Merdeka.
Lapangan Monas mengalami lima kali penggantian nama yaitu Lapangan Gambir,
Lapangan Ikada, Lapangan Merdeka, Lapangan Monas, dan Taman
Monas. Di sekeliling tugu terdapat taman, dua buah kolam dan beberapa
lapangan terbuka tempat berolahraga. Pada hari-hari libur Medan Merdeka
dipenuhi pengunjung yang berekreasi menikmati pemandangan Tugu Monas dan
melakukan berbagai aktivitas dalam taman.
Rancang Bangun Monumen
Rancang
bangun Tugu Monas berdasarkan pada konsep pasangan universal yang abadi; Lingga
dan Yoni.
Tugu obelisk
yang menjulang tinggi adalah lingga yang melambangkan laki-laki, elemen
maskulin yang bersifat aktif dan positif, serta melambangkan siang hari.
Sementara pelataran cawan landasan obelisk adalah Yoni yang melambangkan perempuan,
elemen feminin yang pasif dan negatif, serta melambangkan malam hari.[6]
Lingga dan yoni merupakan lambang kesuburan dan kesatuan harmonis yang saling
melengkapi sedari masa prasejarah Indonesia. Selain itu bentuk Tugu Monas juga
dapat ditafsirkan sebagai sepasang "alu" dan "Lesung", alat
penumbuk padi yang didapati dalam setiap rumah tangga petani tradisional
Indonesia. Dengan demikian rancang bangun Monas penuh dimensi khas budaya
bangsa Indonesia. Monumen terdiri atas 117,7 meter obelisk di atas landasan
persegi setinggi The 17 meter, pelataran cawan. Monumen ini dilapisi dengan marmer Italia.
Kolam di
Taman Medan Merdeka Utara berukuran 25 x 25 meter dirancang sebagai bagian dari
sistem pendingin udara sekaligus mempercantik penampilan Taman Monas. Di
dekatnya terdapat kolam air mancur dan patung Pangeran Diponegoro yang sedang menunggang
kudanya, terbuat dari perunggu seberat 8 ton. Patung itu dibuat oleh pemahat
Italia, Prof. Coberlato[7]
sebagai sumbangan oleh Konsulat Jendral Honores, Dr Mario Bross di Indonesia.
Pintu masuk Monas terdapat di taman Medan Merdeka Utara dekat patung Pangeran
Diponegoro. Pintu masuk melalui terowongan yang berada 3 m di bawah taman dan
jalan silang Monas inilah, pintu masuk pengunjung menuju tugu Monas. Loket tiket
berada di ujung terowongan. Ketika pengunjung naik kembali ke permukaan tanah
di sisi utara Monas, pengunjung dapat melanjutkan berkeliling melihat relief
sejarah perjuangan Indonesia; masuk ke dalam museum sejarah nasional melalui
pintu di sudut timur laut, atau langsung naik ke tengah menuju ruang
kemerdekaan atau lift menuju pelataran puncak monumen.
Relief Sejarah Indonesia
Pada
halaman luar mengelilingi monumen, pada tiap sudutnya terdapat relief timbul
yang menggambarkan sejarah Indonesia. Relief ini bermula di sudut
timur laut dengan mengabadikan kejayaan Nusantara pada masa lampau; menampilkan
sejarah Singhasari dan Majapahit. Relief ini berlanjut secara kronologis searah
jarum jam menuju sudut tenggara, barat daya, dan barat laut. Secara kronologis
menggambarkan masa penjajahan Belanda, perlawanan rakyat Indonesia dan
pahlawan-pahlawan nasional Indonesia, terbentuknya organisasi modern yang
memperjuangkan Indonesia Merdeka pada awal abad ke-20, Sumpah Pemuda,
Pendudukan Jepang dan Perang Dunia II, proklamasi kemerdekaan Indonesia disusul
Revolusi dan Perang kemerdekaan Republik Indonesia, hingga mencapai masa
pembangunan Indonesia modern. Relief dan patung-patung ini dibuat dari semen
dengan kerangka pipa atau logam, sayang sekali beberapa patung dan arca mulai
rontok dan rusak akibat hujan dan cuaca tropis.
Ruang Kemerdekaan
Di
bagian dalam cawan monumen terdapat Ruang Kemerdekaan berbentuk amphitheater.
Ruangan ini dapat dicapai melalui tangga berputar di dari pintu sisi utara dan
selatan. Ruangan ini menyimpan simbol kenegaraan dan kemerdekaan Republik
Indonesia. Diantaranya naskah asli Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang
disimpan dalam kotak kaca di dalam gerbang berlapis emas, lambang negara
Indonesia, peta kepulauan Negara Kesatuan Republik Indonesia
berlapis emas, dan bendera merah putih, dan dinding yang bertulis naskah
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Di dalam Ruang Kemerdekaan Monumen
Nasional ini digunakan sebagai ruang tenang untuk mengheningkan cipta dan
bermeditasi mengenang hakikat kemerdekaan dan perjuangan bangsa Indonesia.
Naskah asli proklamasi kemerdekaan Indonesia disimpan dalam kotak kaca dalam
pintu gerbang berlapis emas. Pintu mekanis ini terbuat dari perunggu seberat 4
ton berlapis emas dihiasi ukiran bunga Wijaya Kusuma yang melambangkan
keabadian, serta bunga Teratai yang melambangkan kesucian. Pintu ini terletak
pada dinding sisi barat tepat di tengah ruangan dan berlapis marmer hitam.
Pintu ini dikenal dengan nama Gerbang Kemerdekaan yang secara mekanis
akan membuka seraya memperdengarkan lagu "Padamu Negeri"
diikuti kemudian oleh rekaman suara Sukarno
tengah membacakan naskah proklamasi pada 17 Agustus
1945. Pada sisi selatan
terdapat patung Garuda Pancasila, lambang negara Indonesia
terbuat dari perunggu seberat 3,5 ton dan berlapis emas. Pada sisi timur
terdapat tulisan naskah proklamasi berhuruf perunggu, seharusnya sisi ini
menampilkan bendera yang paling suci dan dimuliakan Sang Saka Merah Putih,
yang aslinya dikibarkan pada tanggal 17 Agustus
1945. Akan tetapi karena
kondisinya sudah semakin tua dan rapuh, bendera suci ini tidak dipamerkan. Sisi
utara diding marmer hitam ini menampilkan kepulauan Nusantara berlapis emas,
melambangkan lokasi Negara Kesatuan
Republik Indonesia.Semua itu sangat indah.
Pelataran Puncak dan Api Kemerdekaan
Sebuah elevator
(lift) pada pintu sisi selatan akan membawa pengunjung menuju pelataran puncak
berukuran 11 x 11 meter di ketinggian 115 meter dari permukaan tanah. Lift ini
berkapasitas 11 orang sekali angkut. Pelataran puncak ini dapat menampung
sekitar 50 orang, serta terdapat teropong untuk melihat panorama Jakarta lebih
dekat. Pada sekeliling badan elevator terdapat tangga darurat yang terbuat dari
besi. Dari pelataran puncak tugu Monas, pengunjung dapat menikmati pemandangan
seluruh penjuru kota Jakarta. Bila kondisi cuaca cerah tanpa asap kabut, di arah ke
selatan terlihat dari kejauhan Gunung Salak di wilayah kabupaten Bogor, Jawa
Barat, arah utara membentang laut lepas dengan pulau-pulau kecil.
Di puncak
Monumen Nasional terdapat cawan yang menopang nyala LAMPU perunggu yang
beratnya mencapai 14,5 ton dan dilapisi emas 35 Kilogram. Lidah api atau obor
ini berukuran tinggi 14 meter dan berdiameter 6 meter terdiri dari 77 bagian
yang disatukan. Lidah api ini sebagai simbol semangat perjuangan rakyat
Indonesia yang ingin meraih kemerdekaan. Awalnya nyala api perunggu ini
dilapisi lembaran emas seberat 35 kilogram, akan tetapi untuk menyambut
perayaan setengah abad (50 tahun) kemerdekaan Indonesia pada tahun 1995,
lembaran emas ini dilapis ulang sehingga mencapai berat 50 kilogram lembaran
emas. Puncak tugu berupa "Api Nan Tak Kunjung Padam" yang bermakna
agar Bangsa Indonesia senantiasa memiliki semangat yang menyala-nyala dalam
berjuang dan tidak pernah surut atau padam sepanjang masa. Pelataran cawan
memberikan pemandangan bagi pengunjung dari ketinggian 17 meter dari permukaan
tanah. Pelataran cawan dapat dicapai melalui elevator ketika turun dari
pelataran puncak, atau melalui tangga mencapai dasar cawan. Tinggi pelataran
cawan dari dasar 17 meter, sedangkan rentang tinggi antara ruang museum sejarah
ke dasar cawan adalah 8 m (3 meter dibawah tanah ditambah 5 meter tangga menuju
dasar cawan). Luas pelataran yang berbentuk bujur sangkar, berukuran 45 x 45
meter, semuanya merupakan pelestarian angka keramat Proklamasi Kemerdekaan RI (17-8-1945).
Sebanyak 28
kg dari 38 kg emas pada obor monas tersebut merupakan sumbangan dari Teuku Markam,
seorang pengusaha Aceh yang pernah menjadi salah satu orang terkaya di
Indonesia.